Apakah kamu sedang mencari jawaban untuk soal yang sedang kamu cari ? jika iya mungkin jawaban dibawah ini bisa membantu menyelesaikan persoalanmu
Pada saat pertama pemerintah RIS- yangmana Dr Moh Hatta jadi Perdana Menteri tak sedikit kesulitan yangdihadapi oleh Pemerintah. Baik rongrongan dari luar, maupun dari dalamtubuh sendiri.Pembentukan APRISternyata menimbulkan ketegangan-ketegangan yang mengakibatkan terjadinyaserentetan pertumpahan darah Diantara kalangan TNI sendiri adatantangan dan keengganan untuk bekerjasama dengan bekas anggota tentaraBelanda, dengan KNIL, KL, KM dan sebagainya yang dilebur kedalam APRIS.Sebaliknyadipihak KNIL ada tuntutan agar bekas kesatuannya ditetapkan sebagaialat dari Negara Bagian. Juga tantangan dari eks serdadu KNIL yangmerasa was-was akan nasib mereka jika dilebur dalam tubuh APRIS bersamadengan TNI. Mereka takut kehilangan kedudukannya kalau Belanda pergidari Indonesia.Diantara merekaadalah gerakan apa yang mereka namakan “APRA” (Angkatan Perang RatuAdil) dibawah pimpinan Kapten Raymond Westerling. Ya, Kapten inilah yangdengan para pengikutnya pada tahun 1947 telah membuat terror diSulawesi Selatan yang terkenal bengis dan kejam dengan pembantaian dalamwaktu singkat mencapai sekitar 40.000 korban rakyat Indonesia.Denganmenggunakan nama “Ratu Adil” Westerling mencoba mengetahui rakyatIndonesia, seakan-akan merekalah yang “ditungggu-tunggu” rakyat sesuaidengan ramalan Joyoboyo, dan mereka pulalah yang akan memerintahIndonesia yang rakyatnya sudah lama menderita.Ketegangan-keteganganpun terjadi dalam pertentangan politik yang menajam antara golongan“Federalis” yang tetap ingin mempertahankan Negara Bagian terhadapgolongan “Unitaris” yang menginginkan Negara Kesatuan.TujuanAPRA sebenarnya untuk mempertahankan bentuk Federal Indonesia, olehsebab itu beberapa Pengusaha Perkebunan dan tokoh-tokoh Belanda berdiridi belakang Westerling.KebrutalanAPRA menjadi-jadi, karena mereka telah memberikan “ultimatum” kepadaPemerintah RIS dan Negara Pasundan, supaya mereka diakui sebagai“Tentara Pasundan” dan menolak untuk membubarkan Negara “boneka”tersebut. Sudah tentu “ultimatum” tersebut tidak digubris olehPemerintah RIS, yang sebagaimana diketahui Perdana Menterinya adalahBung Hatta.Maka pada tanggal 23Januari 1950 pagi-pagi benar dengan diperkirakan membawahi 800 tentaraKNIL, terdiri dari pelarian-pelarian pasukan payung, barisan pengawal“Stoottroepen” dan polisi Belanda dengan dilindungi oleh kendaraanberlapis baja, mereka “menyerbu” kota Bandung. Dan untuk beberapalamanya mereka dapat “kuasai” kota Bandung.Setiapanggota APRIS (TNI) yang mereka temui-baik itu bersenjata atau tidakditembak mati di tempat. Perlawanan dapat dikatakan tidak ada, karenapenyerbuan tersebut tidak terduga sama sekali. Pun mengingatkesatuan-kesatuan Siliwangi baru beberapa saat saja memasuki kotaBandung, setelah perdamaian terdapat sebagai hasil KMB. Staf DivisiSiliwangi yang pada hari itu hanya dijaga 15 prajurit, diserang dengantak terduga. Seorang Perwira menengah-Letkol Lembong tewas menjadikeganasan APRA. Dalam penyerbuan APRA ini 79 anggota APRIS/TNI gugur.PemerintahRIS untuk memperkuat pertahanan kota Bandung mengirimkan bala bantuanantara lain dari kesatuan-kesatuan polisi dari Jawa Tengah dan JawaTimur, yang ketika itu sedang berada di Jakarta. Pun pada hari itu jugaTNI dapat mengkonsolidasi kekuatannya, dan akhirnya gerombolan APRAdapat dipaksa mengundurkan diri kota Bandung.Operasipenumpasan dan pengejaran gerombolan APRA ini yang sedang melakukangerakan mundur, segera dilakukan oleh Kesatuan TNI. Dalam suatupertempuran di daerah Pacet pada tanggal 24 Januari 1950 pasukan TNIberhasil menghancurkan sisa-sisa gerombolan APRA.Dikota Bandung juga diadakan pembersihan dan penahanan terhadap merekayang terlibat, termasuk beberapa tokoh Negara Pasundan. Setelahmelarikan diri dari Bandung, Westerling masih ingin melanjutkan“Petualangannya” di Jakarta. Ia merencanakan gerakannya untuk menangkapsemua Menteri RIS yang sedang menghadiri Sidang Kabinet danmembantainya, persis semacam apa yang pernah Westerling lakukan duludengan rakyat Sulawesi Selatan tetapi gerakan tersebut dapat digagalkan,dan ternyata bahwa “otaknya” adalah Sultan Hamid II, yang juga duduk diKabinet RIS, tapi zonder portofolio.SultanHamid II dapat segera ditangkap, sedangkan Westerling setelah melihatkegagalannya APRA di Bandung dan juga gagal usahanya “menangkap” paraMenteri RIS dalam Sidang Kabinet RIS di Jakarta, sempat melarikan dirike luar negeri dengan menumpang pesawat Catalina milik Angkatan LautBelanda, dan dengan demikian berakhirlah “petualangan” Westerling untukmengacau di Indonesia yang telah membawa korban Rakyat Indonesiaberibu-ribu banyaknya, dan tak akan dilupakan oleh Bangsa Indonesiaselama-lamanya. )Penulis adalah pejuang 1945)
Sudah Tepatkah jawaban diatas ? jika kurang tepat kamu bisa mencari jawaban pengganti dikolom pencarian web WIKITANIC.COM ya